BAHANAFM,Jakarta – Kasus COVID-19 per Rabu (26/1/2022) tembus 7.000 kasus. Sejak akhir Desember 2021, kasus harian COVID-19 terus meningkat. Menanggapi situasi tersebut, Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban mengatakan, tingginya kasus COVID-19 di Indonesia membuat indikator tatap muka bagi siswa sudah tak lagi aman. “Tembus 7.000 kasus per hari ini (26/1/2022). Sementara positivity rate lampaui 10%. Ini indikator bahwa sekolah tatap muka tidak lagi aman,” tulis Prof Zubairi, seperti dilihat detikcom, Kamis (27/1). “Tembus 7.000 kasus per hari ini (26/1/2022). Sementara positivity rate lampaui 10%. Ini indikator bahwa sekolah tatap muka tidak lagi aman,” tulis Prof Zubairi, seperti dilihat detikcom, Kamis (27/1). Dengan kondisi tersebut, ia meminta pemerintah untuk segera mempertimbangkan penghentian sementara sekolah tatap muka (PTM) 100 persen dan menaikkan level PPKM. Menurutnya, ada pilihan pembelajaran dengan metode lain seperti pembelajaran daring atau jarak jauh. “Mohon dipertimbangkan untuk menghentikan sementara PTM 100% dan menaikkan PPKM ke level lebih tinggi,” tambahnya. Lebih lanjut ia menyarankan daerah-daerah yang masuk zona merah COVID-19 agar segera melakukan sekolah secara daring. Sedangkan daerah dengan positivity rate rendah, masih dimungkinkan untuk tetap melangsungkan PTM. “Ingat, keterisian rumah sakit telah naik lebih dari 30% saat ini,” tutupnya.Sebagai informasi, Indonesia mencatat sebanyak 7.010 kasus baru COVID-19 pada Rabu (26/1). Total kasus aktif saat ini sebanyak 29.277.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini