Alokasi pupuk bersubsidi tahun 2025 di Ngawi masih kurang dari jumlah yang diajukan dalam E-RDKK. Penyikapi itu Dinas Pertahanan Pangan dan Pertanian meminta petani untuk lebih menerapkan system pertanian ramah lingkungan berkelanjutan (PRLB).
E-RDKK merupakan Sistem elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (E-RDKK) aplikasi penerimaan pupuk subsidi dan Kartu Tani yang diterapkan Kementerian Pertanian untuk meningkatkan ketepatan sasaran penyaluran.
Jatah alokasi pupuk bersubsidi tahun 2025 untuk Kabupaten Ngawi secara keseluruhan sebanyak 79.402 ton untuk 1.122 kelompok tani. Jumlah tersebut masih jauh dari kebutuhan petani Ngawi pada musim tanam yang sesuai dengan E-RDKK mencapai 137.643 ton.
Kabid sarana dan prasarana tanaman pangan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Ngawi Franky Ardian Febrian mengatakan sesuai E-RDKK kebutuhan pupuk bersubsidi tahun 2025 yakni urea 45.459 ton, MPK 44.747 ton, dan organik 47.437 ton. Sedangkan untuk realisasi urea 38.510 atau 85%, MPK 26.129 ton atau 58%, dan organik 14.763 ton atau 31%.
“ Alokasi sendiri sudah disampaikan diakhir tahun kemarin, untuk Ngawi sendiri itu alokasinya untuk ureanya 38.500 ton 85% dari e-rdkk, MPK 26.100 ton atau sekitar 58%, organiknya ada sekitar 14.700 ton total 30% dari e-rdkk untuk satu tahun,” ujarnya
Sementara salah satu pemilik kios pupuk Musfidah Kusmiati mengaku banyak petani telah melakukan penebusan sejak awal bulan ini, dalam penebusan pupuk subsidi tersebut disarankan menggunakan KTP agar lebih tepat sasaran.
“ Untuk urea itu sekitar 352.508 ton, sedangkan untuk ponska itu 226.376 ton, mulai Januari kita sudah distribusikan ke petani dan kelompok tani,” ujarnya
Hasil produktifitas pertanian Ngawi sangat tinggi karena Ngawi merupakan lumbung pangan, maka dari itu kebutuhan akan ketercukupan pupuk sangat diharapkan.(Ehr)