Konon cerita yang beredar di masyarakat Sebelum Desa Ngrayudan dulu bernama Kademangan jetis yang di pimpin oleh ki demang Surodimejo dan memiliki seorang putri cantik dan menawan yang ingin dinikahi oleh Maling Kentiri. Karena tahu bahwa anaknya ingin dinikahi seorang maling sontak Ki Demang Surodimejo menolak dengan bahasa halus dan memberikan sebuah pesan permintaan kepada Maling Kentiri. Pesan tersebut berisi permintaan agar dibuatkan sebuah saluran air mulai dari telaga pasir sampai wadah air sendang kaputren dengan estimasi waktu hanya semalam ditandai ayam berkokok menjelang pagi tiba. Merasa Maling Kentitri memiliki kekuatan yang luar bisa dia menerima permintaan Ki Demang Surodimejo berharap bisa menikahi putrinya, menjelang malam Maling Kentiri mulai membangun saluran air menggunakan batu. Saat proses pembuatan saluran air ditengah malam didapati seorang putri yang bertempat di dusun gagar sedang menyapu di halaman rumahnya bersamaan dengan itu ayam peliharaannya berkokok, hal tersebut membuat Ki Demang Surodimejo memutuskan untuk menyudahi pekerjaan Maling Kendiri karena di anggap gagal ditandai dengan ayam yang berkokok. Akhirnya Maling Kentiri merasa kecewa dan murka atas keputusan Ki Demang Surodimejo karena tertipu dengan ayam berkokok di tengah malam tersebut. Rasa kecewa itu berakhir dengan sebuah sabda yang di ucapkan Maling Kentiri “siapa saja anak perawan yang datang ke tempat tersebut akan bernasib ‘gagar’ atau sial yaitu akan melahirkan seorang anak tapi tidak diketahui siapa bapaknya” dan sekarang tempat itu di namakan Dusun Gagar, Selain sabda Maling Kentiri ada juga sabda Ki Demang Surodimejo yang masih dipercaya oleh masyarakat ngrayudan sampai saat ini. Sabda tersebut bermula dari hilangnya putri Ki Demang Surodimejo saat masih kecil dan ditemukan oleh seorang janda di bawah kaki seekor binatang kidang (kijang). Merasa diselamatkan oleh seekor kidang akhirnya Ki Demang Surodimejo membuatkan sebuah kandang kidang, karena wujud terima kasih dan rasa syukur atas putrinya yang selamat. Begitu sayangnya dan kecintaannya Ki Demang Surodimejo terhadap binatang kidang peliharaannya, maka Ki Demang Surodimejo membuat 3 sabda yaitu : 1. Mengubah Nama Kademangan Jetis Menjadi Kademanagan Ngrayuddang Atau “Ngrayud” ( merangkul ) “dang “ ( kidang ) yang berarti menyanyangi atau merangkul kidang ( kijang ) dan seiring berjalannya waktu nama Desa Ngrayuddang menjadi ngrayudan. 2. Barang siapa yang menyakiti binatang kidang atau membawa benda yang terbuat dari bahan kidang maka Orang tersebut atau Desa ngrayudan akan ditimpa bencana besar”. 3. Dilarang membunyikan kentongan yang terbuat dari kayu atau bambu karena akan menakuti kidang. Pernah kejadian suatu ketika rombongan anak sekolah yang hendak kemah di area seloondo membawa benda yang berbahan binatang kidang dan benar malam tiba terjadi hujan lebat disertai dengan badai angin kencang menimpa desa Ngrayudan, akhirnya rombongan tersebut di suruh pulang oleh masyarakat karena dirasa membawa bencana. Setelah rombongan berpijak meninggalkan Desa Ngrayudan tak selang berapa lama akhirnya hujan berubah hilang dan hening tanpa ada angin kencang yang menyelimuti Desa Ngrayudan
Dwonload
https://xspaceradio.com/player/bahana atau Chanel Youtube Bahana
https://www.youtube.com/@bahanafm
jangan lupa like, subscribe dan coment
Tag: #sejarahdesa,#sejarahdesangrayudanjogorogo, #radiobahanafmngawi,#sejarahdesa,#sejarahdesapandansari,#mas ony anwar,podcast,review buku,review,indonesia,psikologi,agama,sosial,politik,hukum,sosiologi,filsafat,sejarah,tv one,cnn indonesia,metro tv,trans7,kompas tv,kompas,republika,kompasiana,revolusi industri 4.0,pendidikan,perubahan sosial,pembangunan,teori sosial,jurnal,artikel,makalah,tesis,skripsi,opini,podcasting, #radiovisual, #karangjati
Selengkapnya di Desa Ngrayudan