Serangan yang diduga dilancarkan Israel dengan menargetkan mata-mata Garda Revolusi Iran (IRGC) di Damaskus, Suriah pada Sabtu (20/1) telah menewaskan 13 orang, menurut laporan terbaru pengawas perang.
“Jumlah korban tewas telah meningkat menjadi 13 orang,” kata Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengenai serangan hari Sabtu, merevisi jumlah korban tewas sebelumnya.
IRGC mengkonfirmasi bahwa mereka kehilangan lima anggotanya dalam serangan yang dituduhkan kepada Israel, musuh bebuyutannya di kawasan itu.
Syrian Observatory mengatakan bahwa gedung yang menjadi target adalah milik IRGC dan bahwa daerah tersebut dikenal sebagai zona keamanan tinggi yang menjadi tempat tinggal para pemimpin IRGC dan faksi-faksi Palestina pro-Iran.
Razi Moussavi adalah komandan Pasukan Quds paling senior yang terbunuh di luar Iran sejak serangan pesawat tak berawak AS pada Januari 2020 di Baghdad yang menewaskan komandan IRGC Qasem Soleimani.
Selama lebih dari satu dekade perang saudara di Suriah, Israel telah melancarkan ratusan serangan udara, terutama menargetkan pasukan yang didukung Iran serta posisi tentara Suriah.
Namun serangan-serangan semacam itu semakin meningkat sejak perang antara Israel dan Hamas, yang seperti halnya gerakan Hizbullah Lebanon adalah sekutu Iran, dimulai pada 7 Oktober.
Israel jarang mengomentari serangan individu yang menargetkan Suriah, namun telah berulang kali mengatakan tidak akan membiarkan Iran, yang mendukung pemerintahan Presiden Bashar al-Assad, memperluas kehadirannya di sana.
Sejak 2011, Suriah telah mengalami konflik berdarah yang telah merenggut lebih dari setengah juta nyawa dan membuat beberapa juta orang mengungsi.
(rtn)