Bahana_Ngawi – Kabupaten Ngawi hari ini menghitam bukan karena level Covid -19 meningkat atau terdampak penyebaran PMK akan tetapi dipadati oleh ratusan ribu warga Persaudaraan Setia Hati Terate Cabang Ngawi Pusat Madiun. Penyambutan tim Kirab air dan tanah nusantara dilaksanakan di perbatasan Ngawi – Bojonegoro, tepatnya di Desa Banyuurip Kecamatan Ngawi dengan menampilkan tari kreasi dari SDN Karangtengah 4 Ngawi. Pada Kirab siang tadi sekitar pukul 10.45 WIB, PSHT Ngawi menerima air dan tanah dari PSHT Bojonegoro, nantinya seluruh air dan tanah yang diambil oleh masing-masing daerah dikumpulkan menjadi satu di Monumen Satu Abad PSHT Pusat Madiun.
“Kirab Nusantara ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan memperingati usia 1 Abad PSHT, yang jatuh pada 2 September 2022,”ungkap Ketua PSHT Ngawi Dwi Rianto Jatmiko. Rabu (130722)
Dalam Kirab Nusantara tersebut, tim juga membawa miniatur pembangunan monument satu abad PSHT yang rencananya akan dibangun di padepokan Madiun. Sebelumnya Kabupaten Ngawi pada 1 Juni lalu telah melakukan penyatuan air dan tanah yang diambilkan dari 4 penjuru. Tanah dan air yang disatukan dalam upacara itu diambil dari empat penjuru wilayah Kabupaten Ngawi dilaksanakan di kawasan wisata religi Umbul Jambe, Desa Babadan, Kecamatan Paron. Tanah dan air dari Ngawi diambilkandari Kecamatan Sine (selatan), Karangjati (timur), Kasreman (utara), dan Mantingan (barat). Untuk pusat atau pancernya, diambil dari Umbul Jambe.
“Hari ini kita menerima air dan tanah dari Bojonegoro, untuk nantinya dijadikan satu dengan Ngawi kemudian diteruskan ke Madiun,”tambah Antok yang juga menjabat Wakil Bupati Ngawi.
Tim kirab langsung di sambut oleh Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono bersama Wakil Bupati Dwi Rianto Jatmiko, bersama seluruh warga PSHT kemudian berjalan kaki menuju pendopo wedya graha pemkab Ngawi. Antok menambahkan air dan tanah yang disatukan mempunyai makna filosofi agar persaudaraan yang terjalin dapat mempererat persatuan dan kesatuan, ditengah keberagaman ras, suku, adat, dan budaya Indonesia.
“Warga PSHT tersebar di berbagai penjuru Indonesia bahkan ada sampai ke luar negeri. Dengan makna satu abad ini bisa menyatukan segalanya dengan mempererat persatuan dan kesatuan tidak hanya warga PSHT tapi menyeluruh,”tegasnya.(Ard)