Bahananews,Ngawi – Prosesi tradisi ini dengan menjamas dua pusaka berupa tombak yang dijamas diantaranya Kyai Singkir dan Kyai Songgo langit, serta dua payung pusaka yakni Tunggul Wulung sertaTunggul Warono dengan air khusus yang disiapkan para sesepuh Ngawi. Jamasan Pusaka merupakan tradisi rutin tahunan yang bertujuan untuk membersihkan dan merawat pusaka-pusaka bersejarah milik Kabupaten Ngawi. Pusaka-pusaka ini diyakini memiliki nilai sejarah dan spiritual yang tinggi, dan menjadi simbol kejayaan serta identitas Kabupaten Ngawi.

” Prosesi ini berjalan dengan meriah,” ungkap Esti salah satu warga Ngawi.

Prosesi jamasan ini diawali mundhut dan lolos pusoko Kyai Singkir dan Songsong Tunggul Wulung, Kyai Songgo Langit serta Songsong Tunggul Warono oleh Parogo, selanjutnya diserahkan kepada Pangasto Pusoko yang diiringi rerepan gending Jamasan Pusoko.

Pusaka langsung dikirab menuju Desa Ngawi Purba diiringi rombongan Bupati Ngawi, Ony Anwar Harsono beserta istri, Wakil Bupati Ngawi, Dwi Rianto Jatmiko beserta istri, Komandan Lantamal V Surabaya Laksamana Muda TNI Supardi bersama jajarannya,dan pejabat lingkup Pemerintah bersama puluhan pelaku seni, diikuti dibelakangnya pasukan marching band Akademi Angkatan Laut (AAL).

” Antusias warga sangat tinggi ini dibuktikan dengan giat pelaksanaan jamasan dipadati dengan para pengunjung dari luar daerah Ngawi pula,” Moh Sodig Sekertaris Daerah Ngawi.

Kirab pusaka ini mengambil start halaman Pendopo Wedya Graha – jalan tengan Alun – Alun Merdeka Ngawi – Jl. Yos Sudarso – Perempatan Kartonyono.

Dikatakan Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono acara kali ini lebih meriah dengan hadirnya Marching Band AAL.

“Semoga dengan kemeriahan Hari Jadi Ngawi ke 666 ini kemanfaatannya bisa dirasakan oleh seluruh warga masyarakat Kabupaten Ngawi,” katanya disela kegiatan ini.

Bupati Ngawi, Ony Anwar Harsono, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Jamasan Pusaka merupakan wujud penghormatan kepada para leluhur yang telah berjasa dalam membangun Kabupaten Ngawi. Tradisi ini juga menjadi pengingat bagi generasi muda untuk selalu menjaga dan melestarikan budaya lokal.

“Jamasan Pusaka ini bukan hanya sebuah tradisi, tetapi juga merupakan bagian dari upaya kita untuk menjaga dan melestarikan budaya lokal,” ujar Ony.

Setelah prosesi Jamasan selesai, pusaka-pusaka tersebut kemudian dikirab mengelilingi kota Ngawi dengan iring-iringan yang meriah. Masyarakat tumpah ruah di jalanan untuk melihat dan memberikan penghormatan kepada pusaka-pusaka tersebut.

Kirab Pusaka ini menjadi puncak acara dari rangkaian peringatan Hari Jadi ke-666 Kabupaten Ngawi. Tradisi ini diharapkan dapat terus dilestarikan sebagai bagian dari identitas dan budaya Kabupaten Ngawi. (Lbr)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini