Angin segar bagi warga Sidolaju Ngawi dikarenakan akses jalan mereka semakin mudah atas segera usainya jembatan yang membelah Sungai Bengawan Solo.

Jembatan ini terletak di Desa Sidolaju, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi. Guna memenuhi kebutuhan hidup, 2.500 kepala keluarga di desa tersebut kini tak lagi menggunakan perahu kayu untuk menyeberangi Sungai Bengawan Solo.

Demi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidup, terpaksa harus menggunakan perahu untuk menyeberangi Sungai Bengawan Solo. Tidak hanya saya, warga Sidolaju semua lewat sungai ini, tak terkecuali anak-anak sekolah,” cerita Budi

“Kini kami tak khawatir lagi, soalnya jembatan sudah dibangun, ini merupakan hal spesial buat warga Sidolaju, bertahun-tahun kami menunggu jembatan ini. Terima kasih Bupati Ngawi Mas Ony,” ucap Budi mewakili warga Sidolaju.

Terpisah, Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Ngawi telah membangun jembatan yang membelah Sungai Bengawan Solo senilai Rp 10,27 miliar dengan lebar 4 meter dan panjang 120 meter.

“Pembangunan jembatan direncanakan selesai akhir Desember. Semoga cuaca terus membaik sehingga pekerjaan bisa lebih cepat terselesaikan,” kata Kepala Dinas PUPR Ngawi, Mohammad Sadeli.

Meski anggaran awal pembangunan jembatan tersebut membengkak, namun menurut Sadeli kendala itu bisa teratasi melalui mekanisme adendum.

“Nilai kontrak semula Rp 9,94 miliar setelah adendum menjadi Rp 10,27 ada tambahan anggaran Rp 320 juta,” ungkap Sadeli.

Diharapkan dengan terbangunnya jembatan ini dapat membantu kegiatan warga serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi karena fasilitas infrastruktur yang semakin memadai.(Ehr)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini