BAHANAFM,NGAWI – Ini yang dialami oleh Nadia Azzahra hanya bisa beraktivitas diatas kasur. Bocah berusia 7 tahun, warga di Desa Jagir, Kecamatan, Sine, Kabupaten Ngawi tersebut didiagnosis menderita Celebral Palsy atau kelumpuhan otak.

Bagiamana bila hal ini terjadi pada orang terdekat anda disaat anak sebayanya sudah mulai sekolah, Nadia hanya bisa diam dirumah. Penyakit Celebral Palsy membuatnya tidak bisa berjalan. Nadia juga kesulitan berbicara. Dia hanya bisa merengek saat meminta sesuatu.

Satu atap di rumah sederhana nenek dan kakeknya, Nadia dirawat oleh kedua orang tuanya. Pasangan Junaedi dan Iin Handayanti. Keduanya baru pindah ke Ngawi dua bulan lalu. Sebelumnya, merantau di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.

Iin, ibu dari Nadia kepada kami menceritakan anaknya mulai ketahuan menderita Celebral Palsy sejak usia 6 bulan. Saat itu, Nadia mengalami kejang-kejang. Namun tidak disertai panas tubuh. Kami sudah berusaha untuk mencari obat namun karena keterbatasan dana kami harus nekat membawa Nadia pulang.

“Dulu sempat dirawat, dan seharusnya dirujuk ke Solo, namun karena tidak ada biaya, Nadia terpaksa kami bawa pulang,” ungkapnya, Selasa (22/2/2022).

Saat ini, Nadia hanya menjalani perawatan jalan. Keterbatasan ekonomi membuatnya tidak bisa melakukan terapi. Iin hanya ibu rumah tangga, sedangkan suaminya, Juanedi, buruh di peternakan ayam di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.

Iin mengatakan, kondisi Nadia sebelumnya pernah membaik. Ada masa dimana Nadia bisa berbicara. Namun hal itu tidak bertahan lama. Saat itu Nadia mulai sering mengalami kejang-kejang. Selang beberapa waktu, kemampuan bicara Nadia hilang. Hingga seperti sekarang, Nadia hanya bisa merengek saat meminta sesuatu.

“Dulu juga bisa bicara, tapi kejangnya tambah parah. Jadi saraf otaknya langsung kena, memori otaknya hilang,” ungkapnya.

Sambil menangis, Iin menyebut penyakit Nadia ini tidak bisa disembuhkan. Meski begitu, Iin tidak ingin kehilangan harapan. Dirinya berharap, Nadia bisa segera mengikuti terapi. Supaya bisa berjalan, dan berbicara, selayaknya anak sebayanya.

“Kata dokter anak, tidak bisa disembuhkan. Namun hal itu tidak membuat kami putus harapan,” ucapnya.

Iin beserta suami dan kedua anaknya baru pindah ke Ngawi dua bulan lalu. Dirinya juga belum memiliki administrasi kependudukan sendiri.

Secara administratif, Iin masih tercatat di kartu keluarga kedua orangtuanya. Pasangan Hantoro dan Suparmi. Hal itu juga yang membuat keluarga Iin belum tercover dalam program bantuan sosial apapun.

Namun demikian, orang tua Iin, pasangan Hantoro dan Suparmi sejauh ini sudah mendapatkan program bantuan sosial. Yakni PKH dan BPNT.

Pemerintah Desa Jagir Turun Tangan

Informasi adanya anak dengan kondisi menderita Celebral Palsy langsung ditanggapi Pemerintah Desa Jagir, Kecamatan Sine, Kabupaten Ngawi.

Melalui Kasi Pelayanan desa setempat, Gatot Sunarto mengatakan, keluarga Iin akan segera memiliki dokumen administrasi kependudukan. Termasuk segera akan diusulkan untuk menerima program bantuan sosial.

“Kami mendapatkan informasinya telat, tapi secepatnya kami tindaklanjuti dengan membuatkan administrasi kependudukan,” ucapnya.

Gatot juga menyebutkan, Iin akan diusulkan sebagai penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa. Termasuk akan segera diusulkan masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

“Terkait masalah Mbak Iin mudah-mudahan bisa segera kami tindaklanjuti,” papar Gatot Kasi Pelayanan Desa Jagir, Ngawi mengenai Nadia Azzahra yang lumpuh akibat penyakit Celebral Palsy.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini