Bahananews.Ngawi – Pemuda Pancasila melaksanakan Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila, Sabtu (01/10/2022) di eks area tragedi pedih Gubernur Jawa Timur pertama di sungai Kakak masuk Desa Bangurejolor, Kecamatan Pitu, Kabupaten Ngawi. Upacara berlangsung dengan khidmat dipimpin oleh ketua Pemuda Pancasila Ngawi Imam Nasrulloh selaku Inspektur Upacara. Diungkapkan oleh Imam, meomentum Hari kesaktian pancasila janganlah hanya ceremonia pengibaran bendera merah putih tapi menjadi penyemangat untuk semakin meneguhkan pancasila sebagai ideologi bangsa.
“Hari kesaktian pancasila tidak hanya sebagai giat pemasangan bendera saja tapi menjadi penyemangat tumbuhnya semangat pancasila sebagai ideologi bangsa,”ungkap Imam Nasrulloh.
Hari Kesaktian Pancasila tidak lepas dari tragedi G30S/PKI di Kabupaten Ngawi sendiri telah terjadi tragedi yang cukup pedih, yakni Gubernur Jawa Timur yang pertama Soerjo dengan nama lain Raden Mas Tumenggung Ario Soerjo bersama 2 ajudannya Kombespol M. Duriat dan Kompol Sunarko dibunuh secara keji dan dibuang di sungai Kakak. Gerakan anarkhis yang menistakan ideologi Pancasila dikarenakan tidak berprikemanusian perlakukan G30S/PKI kepada para pahlawan bangsa Indonesia. Dengan adanya Pancasila telah menyatukan keinginan bangsa Indonesia untuk meredam gerakan garis keras tersebut, sehingga kemudian diperingati setiap 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila.
“Pancasila sebagai bukti kebersamaan menyatukan ideologi bangsa Indonesia dalam menumpas ketidakadilan,”tambah Imam usai membacakan Pancasila dihadapan anggota Pemuda Pancasila dan warga sekitar tugu.
Hadir dalam upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila di tugu peringatan terbunuhnya Gubernur Soerjo, Pengurus MPC Pemuda Pancasila, Ketua SAPMA, Ketua SRIKANDI dan puluhan warga sekitar menjadi saksi kesakralan Pancasila yang tetap teguh sebagai ideologi bangsa.
“Kami tidak lupa dengan sejarah para pahlawan semoga dengan adanya giat peringatan Hari Kesaktian Pancasila ini, mengingatkan bahwa peristiwa keji itu pernah ada di Kabupaten Ngawi,”jelas Imam.
Sebelum membagikan puluhan paket sembako kepada warga yang tidak mampu Imam Ketua Pemuda Pancasila mengingatkan jangan sampai ada pengkhianat bangsa dengan menjadikan Pancasila sebagai alat untuk provokasi pemecah belah bangsa dan jangan sampai kejadian kelam pada tahun 1948 kembali terulang.
“Kami menyempatkan membagikan sembako kepada warga sekitar, agar kiranya keberadaan kami menjadi pengingat bahwa Pancasila itu masih kokoh sebagai Ideologi Bangsa Indonesia,”tegasnya.
Sementara Sukardi warga sekitar mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diterima, dan semoga jasa para pahlawan yang telah mendahului kita tetap di kenang serta generasi penerus dapat mengisi dengan hal yang positif.
“Terima kasih Pemuda Pancasila atas bingkisannya,”ujar Sukardi. (ard)