BAHANAFM,NGAWI – Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI) menyerahkan penghargaan kepada DPP PDI Perjuangan (PDIP) atas pelaksanaan uji cita rasa dan sulang kopi massal dengan jumlah peserta terbanyak. Festival Kopi Tanah Air dihelat PDI Perjuangan untuk merayakan hari ulang tahunnya ke-49. Dilaksanakan secara serentak, dan mendapat apresiasi luar biasa dari penikmat kopi nusantara.
Dengan diikuti sebanyak 29 provinsi mengikuti festival itu yang dilangsungkan secara hybrid dan dibuka oleh Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani, Jumat (27/5/2022).
Sementara itu di Ngawi, Festival Kopi Tanah Air juga diselenggarakan di Alun-Alun Merdeka. Puluhan pelaku usaha kopi ikut unjuk diri dengan membuka gerai di festival itu.
Festival juga dihadiri Bupati Ngawi yang juga pengurus PDI Perjuangan, Ony Anwar Harsono, Wakil Bupati Ngawi yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Ngawi, Dwi Rianto Jatmiko, mantan Bupati yang juga pengurus DPD PDIP Jatim, Budi Sulistyono, anggota DPR RI dari PDIP dapil Jatim VII, Johan Budi.
Sejumlah kepala dinas, kepala seksi, bahkan kajari juga tampak hadir dalam festival kopi itu. Mereka dalam pakaian sipil karena sudah lewat jam kantor, tampak menikmati menyesap kopi panas di acara itu.
Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Ngawi, Dwi Rianto Jatmiko, menjelaskan, minum kopi sudah menjadi tradisi dan budaya kekayaan khas bangsa.
Hal itu karena kopi tumbuh dan berkembang dengan baik di Indonesia. Tradisi ini juga bisa menjadi peluang makin giatnya budidaya kopi dan muaranya pada kesejahteraan masyarakat.
“Kekayaan khas ini kita lestarikan, apalagi dalam tradisi ngopi bersama dalam sejarah bangsa Indonesia, juga mengandung maksud mempererat hubungan dan membangun komunikasi positif,” terang Antok, sapaan akrab Dwi Rianto Jatmiko.
Di Ngawi juga ada jenis kopi exelsa yang populasinya terhitung jarang, yakni hanya tiga persen di dunia. Hal ini menjadi salah satu ciri khas kopi asli Ngawi dan memiliki posisi tersendiri bagi para penggemar kopi dunia.
Festival Kopi Tanah Air juga ditandai dengan bersulang bersama yang dilaksanakan serentak secara hybrid, sehingga tercatat di Museum Rekor Indonesia (MURI).
“Dengan tercatat sebagai rekor Indonesia, ini sekaligus membuktikan keanekaragaman hayati yang kita miliki dan juga kebersamaan warga Indonesia,” tegasnya. (Ard)