Bahananews,Ngawi – Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial  Dinas sosial Ngawi Mochamad Turnawan dalam kegiatan Sosialisasi verval  Data  Kemiskinan  dan  pengelolaan di  desa/kelurahan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Melalui agenda ini,  dinas sosial meminta agar para pendata melakukan pendataan secara cermat dan tepat agar sasaran bantuan bisa akurat. Tidak hanya itu pihaknya mengharapkan kepada operator DTKS, jangan melewatkan data warga yang setiap tahun alami perubahan.

“Kondisi kesejahteraan masyarakat bisa berubah sangat cepat, jadi tolong, pendataan ini dilakukan sebaik mungkin dan selalu diupdate,” ungkapnya di sela-sela sosialisasi kecematan Jogorogo.

Ditambahkan oleh Turnawan demikian panggilan akrab Kabid Perlindungan dan Jaminan Sosial  Dinsos Ngawi guna penguatan dan kecakapan operator DTKS pihaknya sudah melakukan pelatihan sejak tanggal  15  Agustus  2023  di  Karangjati  dengan  peserta  kecamatan  Karangjati, Bringin,  Kasreman,  Padas,  Pangkur,  dan  Kwadungan. Tanggal  16  Agustus  2023  di  Ngawi  dengan  peserta  Kecamatan  Ngawi,  Pitu,  Paron,  Geneng,  dan  Gerih.  Hari ini 21  Agustus  2023  di  Jogorogo  dengan  peserta  Kecamatan  Kendal,  Jogorogo,  Ngrambe  dan  Sine.  Para operator wajib mengetahui perubahan  yang  dinamis perubahan status ekonomi bisa langsung update  dalam  aplikasi  SIKS-NG  atau  DTKS,  diharapkan  adanya  tetap  memperhatikan  informasi  yang  diberikan  dari  operator  Kabupaten.


“Mohon melakukan update, sehingga seharusnya bagi yang sudah mampu, ini harus dikeluarkan dari data yang tidak mampu agar tidak menerima bantuan lagi,” tambahnya. 

DTKS sebagai  satu-satunya  data  base  kemiskinan  yang  menjadi  dasar  intervensi khususnya  bantuan  sosial,  maka  diperlukan  komitmen  bersama  untuk  selalui  memperbaiki  data  agar  bantuan  lebih  tepat  sasaran. Para operator dalam melakukan input  ketidaklayakan  ataupun  usulan  pada  DTKS  harus  diikuti  dengan  surat  yang  diketahui  oleh  kepala  desa/lurah,  sedangkan  terkait  perubahan  bansos  selain  diketahui  kepada desa/lurah  juga  diketahui  oleh  pendamping  sosial  setempat. Hal ini tentunya untuk mengantisipasi dan mencegah penerima bantuan ganda. 

“Kalau datanya singkron, jadi satu data, maka tidak akan ada penerima bantuan yang double. Sehingga satu penerima ya hanya menerima satu bantuan saja,” jelasnya. 

Mengingat saat ini semua proses pendataan telah menggunakan aplikasi digital, pihaknya  berharap seluruh tenaga pendata harus bisa menyesuaikan dengan perkembangan yang ada saat ini.  Dengan data yang akurat, Turnawan menegaskan tidak ada data yang tercecer sehingga bantuan dapat tepat sasaran.

 “Terkait pendataan tolong betul-betul diperiksa benar-benar. Apa yang anda kerjakan ini akan menjadi kunci awal dari tindakan yang akan dilakukan selanjutnya khususnya bantuan sosial,” tegasnya. (Ard/adv)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini