Bahananews,Ngawi – Bukan menjadi rahasia umum jelang pergantian Tahun Baru dan Natal, mengakibatkan beberapa harga sembako alami kenaikan. Mendasar hal tersebut, pemerintah daerah melakukan operasi pasar di beberapa titik transaksi jual beli guna menekan angka peningkatan tersebut.
Seperti dilakukan oleh dinas perdagangan, perindustrian, dan tenaga kerja (DPPTK) melaksanakan operasi pasar di salah satu wilayah Kecamatan Kasreman, Ngawi. Kedatangan mereka di pasar Ngawi wilayah timur tersebut dengan membawa, Komoditas yang dijual murah seperti beras SPHP, minyak goreng, telur ayam, dan bawang merah-putih. Operasi pasar pastinya berbeda dengan harga yang ada, tidak banyak tapi ada selisih harganya di rentang Rp 2.000 sampai Rp 5.000 dengan yang jual di pasaran.
“Kegiatan ini guna menjaga stabilitas harga pangan,’’ kata Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono.
Menurut Ony, gejolak kenaikan harga bahan pokok (bapok) di Ngawi tidak begitu tinggi. Khususnya banderol jual beras yang kian hari harganya alami peningkatan cukup signifikan. Bila dibandingkan dengan daerah lain, Kabupaten Ngawi masih memiliki kecenderungan harga yang dapat dijangkau dengan alasan Ngawi merupakan lumbung padi Nasional dan cadangan komoditas masih cukup tinggi.
“Gejolak kenaikan harga tidak seperti di kota-kota besar,’’ ujarnya.
Tidak hanya menekan harga di tingkatan agen dan tengkulak, DPPTK juga melakukan tera ulang terhadap timbangan yang digunakan pedagang pasar tradisional saat operasi pasar tersebut. Kegiatan itu guna menjamin perlindungan konsumen khususnya di Kabupaten Ngawi.
“Agar takarannya presisi, konsumen tidak dirugikan,’’ ucapnya.
Sebelumnya, kenaikan harga beras di Ngawi disinyalir lantaran meroketnya banderol gabah dari petani. Hal ini sempat tak urung membuat pembeli beras mengeluh.
“Karena harga gabah kering panen (GKP) tinggi,” kata Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono, Minggu (17/9) lalu.
Informasi yang dihimpun wartawan Radar Ngawi, harga GKP bulan September lalu di rentang Rp 7.200 hingga Rp 7.400 per kilogram.
Banderol tersebut membuat harga beras di pasaran naik menjadi Rp 13 ribu sampai Rp 14 ribu per kilogram.
“Petani cukup senang karena margin keuntungannya semakin tinggi,” ujarnya.
Ony menyampaikan bahwa kenaikan harga GKP terjadi di nyaris semua daerah. Kondisi itu terjadi lantaran banyak petani padi yang tidak panen karena lahannya kekeringan. (*Wfq)