Iran menggempur sejumlah titik di wilayah Kurdi Irak pada Senin (15/1) malam dan mengklaim serangan itu menghancurkan markas agen spionase Israel, Mossad.
“Rudal balisitik digunakan untuk menghancurkan pusat spionase Mossad dan perkumpulan kelompok teroris anti-Iran di wilayah tersebut malam ini,” bunyi pernyataan Pasukan Garda Revolusi Iran.
Selain menggempur timur laut ibu kota Kurdistan, Erbil, Iran juga melancarkan serangan udara ke sejumlah titik kelompok ISIS di Irak.
Pemerintah otonomi Kurdistan Irak menggambarkan serangan Iran ini sebagai “kejahatan”.
Seorang miliarder asal Kurdi sekaligus salah satu orang terkaya di Irak, Peshraw Dizayee, dan beberapa anggota keluarganya termasuk di antara korban tewas imbas serangan Iran ini.
Selain itu, satu roket Iran juga jatuh di rumah seorang pejabat senior intelijen Kurdi dan satu lagi mengenai pusat intelijen Kurdi, kata sumber keamanan.
Reuters tidak dapat memverifikasi laporan tersebut secara independen. Pejabat pemerintah Israel tidak dapat dihubungi untuk memberikan komentar soal serangan Iran ini.
Serangan Iran ke wilayah Kurdi Irak ini terjadi di tengah kekhawatiran soal eskalasi konflik yang meluas di Timur Tengah imbas agresi Israel ke Jalur Gaza Palestina dan perangnya dengan Hamas sejak 7 Oktober lalu.
Iran memang sering melancarkan serangan ke wilayah Kurdistan utara Irak di masa lalu. Teheran menilai wilayah tersebut digunakan sebagai markas kelompok separatis Iran serta intelijen musuh bebuyutannya, Israel.
Baghdad telah mencoba mengatasi kekhawatiran Iran atas kelompok separatis di wilayah perbatasannya itu dengan merelokasi beberapa anggotanya sebagai bagian dari perjanjian keamanan yang dicapai dengan Teheran pada 2023.
(Ehr)