Pasar Djadoel, Menjadi Wisata Eksotik Zaman Dulu di Kecamatan Kasreman Ngawi

Bahananews,Ngawi – Taman Wisata Pemandian Desa Tawun Ngawi kini menjadi destinasi wisata yang di tunggu-tunggu masyarakat Ngawi dan sekitarnya. Tidak hanya terkenal dengan wisata bulus atau Amyda cartilaginea, tapi setiap Minggu atau Ahad Legi, pada hari itu terdapat Pasar Djadoel. Seperti namanya pasar jadul ini pengunjung bisa menikmati berbagai macam kuliner tradisional yang terdapat di lebih dari ratusan lapak yang dikemas seperti zaman dahulu. Kuliner Djadoel tersebut antara lain nasi tiwul, rawon, nasi jagung, nasi pecel, ketan,soto, getuk, rujak petis, pisang rebus, lemper, sate jamur, nasi kuning dan masih banyak lagi. Kemudian pengunjung juga dapat menemukan berbagai mainan tempo dulu yang sudah jarang ditemui lagi saat ini. Tidak hanya itu, di sini pengunjung juga dapat menemukan berbagai perabotan jaman dulu yang sudah jarang bisa ditemukan lagi saat ini.

“ Kami sekeluarga sering menunggu, dan menjadi pengunjung rutin acapkali Pasar Djadoel Desa Tawun ini digelar,”ungkap Candrasa salah satu warga Madin yang rela ke Ngawi untuk menikmati pasar Jadul. Minggu (13/08/2023)

Pasar Djadoel Ahad Legi merupakan agenda rutin Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Ngawi yang bekerja sama dengan Karang Taruna Desa Tawun sejak tahun 2019. Kegiatan ini diharapkan bisa mendongkrak perekonomian masyarakat yang berada di sekitar kawasan wisata Desa Tawun. Dengan mengusung konsep jadul, mulai dari dagangan yang di jual, lapak  pedagang, hingga cara berpakaian para pedagang diusung dengan konsep Djadoel yakni pakaian tradiosional Jawa yang menambah kesan esentrik. Kebaya dan lurik menghiasi Pasar Djadoel, yang tidak kalah serunya ada permain zaman dulu terjaja di lapak para pedagang. Sehingga nostalgia zaman dahulu erat terasa, sehingga menjadi daya Tarik tersendiri.

“Yang menjadi ciri khas Pasar Djadoel Ngawi, adalah para pedagang menggunakan pakaian tempo dulu,” tambah Candrasa.  

Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono berharap dengan adanya Pasar Djadoel ini, masyarakat khususnya para pemuda bisa lebih mengenal budaya-budaya zaman dahulu. Dengan begitu, kebudayaan tersebut bisa terus lestari sekalipun dunia mengalami perubahan ke arah yang lebih maju. Adanya Pasar Djadoel ini, juga membantu meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar dan membantu wisata di Kabupaten Ngawi, untuk lebih terkanal di Jawa Timur. Bupati Ngawi berharap kegiatan ini untuk ditingkatkan lagi, apalagi secara ekonomi kerakyatan sudah berjalan baik,

“Mari kita sama – sama majukan Kabupaten Ngawi yang ramah ini dengan kebersamaan, rukun dan gotong royong,” tandasnya.

Sementara Wiwien Purwaningsih, Kepala Disparpora Ngawi juga menjelaskan, dengan jumlah UMKM tersebut, dirasa masih kurang, sehingga kedepan akan dilakukan penambahan dengan mengundang pelaku UMKM dari luar wilayah Tawun. Pasca pandemic sempat alami penurunan pengunjung, namun usai lebaran 2023 penikmat pasar Djadoel alami kenaikan drastis.  Untuk memberikan kenyamanan lokasi dagangan agar tidak menggerombol pada titik tertentu saja, utamanya dicarikan tempat yang lebih nyaman bagi pengunjung, seperti lokasi yang teduh dan lapang.

“Pada tampilan musik jadul juga akan dibuat lebih menarik lagi, sehingga pengunjung selalu penasaran terhadap sajian tampilan musik jadulnya dan kembali pada kunjungan selanjutnya,” jelas Wiwien.

Dengan adanya gelaran pasar jadul sendiri diharapkan dapat mengenalkan kembali sekaligus melestarikan kuliner dan tampilan musik jadul, khususnya kepada generasi muda, di tengah serbuan kuliner negara lain.

“Meningkatnya perekonomian masyarakat, maka akan berimbas secara langsung pada PAD Ngawi,” tegasnya.

Wiwien menegaskan, target Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pasar Djadoel Ngawi tahun ini telah melebihi target. Diharapkan terus bertambah dari tahun sebelumnya.

“Semoga pelaksanaan Pasar Djadoel Ngawi menjadi lebih inovatif dan kreatif,”tegasnya. (ard)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini