Sejarah Desa Ngawi – Desa sriwedari Berdasarkan sejarah terbentuknya, Desa Dempel dibagi atas tiga kelompok. Sekitar tahun 1926 yang bernama Martoseno memiliki keinginan untuk menyatukan untuk menyatukan masyarakat yang bermukim masih berkelompok, bergerombol (pating krempel), terpisah-pisah dijadikan satu (Agrempel) yang dipimpin oleh kepala desa. Maka terbentuklah desa yang hanya memiliki tiga kasun. Kepala Desa Martoseno telah memberikah tonggak sejarah berdirinya nama Desa Dempel, sekaligus menjadi kepala desa yang pertama. Kecocokan pemberian nama Desa Dempel bisa dirasakan oleh masyarakat dengan kuatnya kerukunan dan persatuan dalam kehidupan bermasyarakat. Masyarakat dapat menyatu ( kempel ) tidak bisa dipecah lagi. Hal tersebut menjadikan menjadikan daya Tarik keikutsertaan masyarakat atau desa tetangga untuk menjadi masyarakat Desa Dempel. Hingga pada tahun 1932 Masyarakat Gunting dan Nglencong ikut bergabung menjadi masyarakat Desa Dempel. Keinginan bergabungnya kedua desa tersebut adalah masyarakat Desa Gunting dan Nglencong banyak melakukan kegiatan yang jauh dari adat istiadat dan menyalahi norma bermasyarakat seperti berjudi, marah, bertengkar, serta kondisi desa yang jauh dari kata tentram. Penggabungan ketiga desa tersebut menghasilkan tiga (3) dukuh yakni Dempel, Nglencong, dan Gunting. Kepemimpinan Desa Dempel dibawah Kepala Desa Martoseno berlangsung hingga tahun 1935. Selanjutnya Desa Dempel dipimpin oleh Kepala Desa Sridin. Namun pada masa kepemimpinannya Desa Dempel banyak mengalami permasalahan sehingga masa kepemimpinan Sridin hanya sampai pada tahun 1938. Selanjutnya tonggak kepemimpinan Desa Dempel dilanjutkan oleh putra Martoseno yang bernama Kamari. Tak jauh dari masa kepemimpinan ayahnya, dibawah perintah Kepala Desa Kamari, Desa Dempel mengalami perkembangan yang sangat pesat. Kondisi masyarakat aman dan tentram, rukun dan bersatu mengandung makna masyarakat menjadi rukun, suasana yang dingin (adem) dan bisa bersatu (kempel). Dari situlah kata Dempel muncul, yang berasal dari kata DEM (adem) yang berarti dingin yakni suasana tentram dan PEL (kempel) yang artinya bersatu. Masa pemerintahan Kepala Desa Kamari tahun 1938 dan berakhir pada tahun 1971 (33 tahun masa jabatan). Sampai saat ini sudah mengalami pergantian empat kali kepala desa. Para pejabat Kepala Desa Geneng semenjak berdirinya Desa Geneng adalah sebagai berikut : 1. 1. Martoseno (1926-1935) Lurah Pertama 2. Sridin (1935-1938) Lurah Kedua 3. Kamari (1938-1971) Lurah Ketiga 4. Nurhadi (1971-1992) Lurah Keempat 5. Suradi (1992-2000) Lurah Kelima 6. Munadi (2000-2013) Lurah Keenam 7. Sugeng Wiyono (2013-2019) Lurah Ketujuh

Tag : #radiobahanafmngawi,#sejarahdesa,#sejarahdesapandansari,#mas ony anwar,podcast,review buku,review,indonesia,psikologi,agama,sosial,politik,hukum,sosiologi,filsafat,sejarah,tv one,cnn indonesia,metro tv,trans7,kompas tv,kompas,republika,kompasiana,revolusi industri 4.0,pendidikan,perubahan sosial,pembangunan,teori sosial,jurnal,artikel,makalah,tesis,skripsi,opini,podcasting,#sejarahdesasriwndarikaranganyar

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini