BahanaNews, Ngawi – Cuaca Ekstrem Melanda Kabupaten Ngawi selama beberapa hari terakhir ini, berdampak pada kerusakan di sejumlah tempat. Selama 2 hari tertanggal 8-9 oktober kemarin, bencana angin kencang mengakibatkan rumah roboh dan pohon tumbang di beberapa titik rawan bencana di Ngawi. Mendasar hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Ngawi mengambil langkah tanggap kedaruratan cukup perlu disiapkan. Hal ini disampaikan Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono, usai ditemui menjadi inspektur upacara apel kesiapsiagaan di Taman Candi Desa Beran, Kecamatan Ngawi pada Selasa, (11/10/2022).
“Arahan dari Presiden dan BPBD terkait perubahan cuaca ekstrem perlu diambil langkah tanggap darurat untuk bisa di koordinasi oleh kepala daerah. Kita ingin kumpulkan stakeholder pemangku kebijakan Ngawi untuk ikut dalam rangka kesiapsiagaan bencana,”ungkap Bupati Ngawi.
Ditambahkan oleh Ony demikian panggilan akrab Bupati Ngawi, bahwa sinergitas pemerintah daerah dan pemerintah desa sangat diperlukan guna penanganan mitigasi bencana yang lebih efektif dan efisien.
“Sinergi stakeholder di Ngawi alhamdulillah sangat baik. Hanya saja, koordinasi nya harus ada sop yang baik sehingga penanganannya lebih efektif efisien,” jelasnya.
Sementara itu, adanya relawan kebencanaan dan relawan kemanusiaan disebutkan Bupati Ngawi menjadi kekuatan kabupaten Ngawi dalam membantu percepatan mitigasi bencana.
“Ngawi banyak relawan kebencanaan dan kemanusiaan yang menjadi aset. Tinggal mengkonsolidasikan menjadi kekuatan yang bisa membantu percepatan mitigasi kebencanaan di Kab. Ngawi,”tambahnya
Selain itu, guna mencegah bencana angin kencang yang mengakibatkan pohon roboh. Ony menghimbau kepada masyarakat untuk memperhatikan lingkungan sebagai langkah antisipasi ketika terjadi hujan deras disertari angin kencang. Salah satunya terkait pengelolaan vegetasi yang dinilai Bupati Ngawi masih kurang, yakni pengurangn dahan pohon agar tidak rimbun. Kondisi tersebut menjadi penyumbang daftar panjang sebagai dampak bencana yang terjadi di Ngawi.
“Hal-hal semacam ini patut dikomunikasikan oleh pemerindah Desa, jangan sampai merugikan dirinya sendiri maupun tetangga disekitarnya,” jelasnya.
Bupati Ngawi menyebut pihaknya akan gencarkan sosialisasi terkait pemahaman mitigasi bencana dan optimalisasi penyebaran call center kepada masyarakat Ngawi.
“Sosialisasi semacam ini perlu dikomunikasikan kepada masyarakat kita. Terkait pelaporan bencana harus bisa dishare ke masyarakat, agar cepat ditindak lanjuti,” katanya.
Bupati Ngawi tersebut turut mengingatkan kepada masyarakat terkait adanya Destana yang harus dioptimalkan terutama pada daerah rawan bencana di kecamatan yang ada di Ngawi.
“Kita memaksimalkan Desa tanggap bencana atau destana, di setiap desa agar kiranya penanganan dan antisipasi bencana dapat tertangani dengan baik,”tegasnya.
Ditegaskan oleh Ony Bencana alam angin kencang dan putting beliung seringkali terjadi di Kecamatan Bringin, Kasreman, Padas, untuk wilayah Ngawi bagian atas terdapat di Kecamatan Sine, Jogorogo, Ngrambe, dan Kendal. Sementara bencana angin kencang kemarin mengakibatkan puluhan rumah warga roboh, dan banyak yang mengalami kerusakan berat hingga ringan.
“Pemetaan akibat bencana angin kemarinyang dilaporkan oleh Destana kepada pemangku pemerintahan yang paling banyak di Sine 15 rumah roboh, Kasreman 8, Pangkur 5 dan Kwadungan 4, Padas 3, Widodaren 2,” ujarnya.
Akibat bencana yang melanda Kabupaten Ngawi tersebut, Ony menjelaskan para korban akan diusulkan mendapatkan bantuan. Bantuan tersebut akan dianggarkan dalam Belanja Tidak Terduga (BTT) yang dimiliki oleh Ngawi sejumlah 6 M. Akan tetapi untuk bencana kemarin pemkab akan mengeluarkan sebesar 1,5 M menyesuaikan kerusakan yang dialami oleh warga Ngawi.
“Dana yang dianggarkan untuk menangani kerugian akibat bencana sekitar 1,5 miliar dan ketika kurang kita akan ambilkan dari anggaran lagi menyesuaikan kebutuhan dari pos anggaran BTT,” pungkasnya.
Sementara di tempat yang sama Anang Heri Wibowo kepala BPBD Ngawi menjelaskan perihal call center yang diinformasikan oleh Bupati belum berfungsi, hingga saat ini pihaknya masih menunggu domain dari kominfo.
“Call center sampai saat ini belum terdaftar, kita masih menunggu pihak kominfo,”jelas Kepala BPBD.
Ditahun 2018 bulan Agustus, Kabupaten Ngawi juga mengalami bencana yang serupa terjadi di Kecamatan Paron. Akibat bencana tersebut 14 rumah warga mengalami rusak parah akibat terjangan angin yang melanda kala itu. (Azza)