Bahananews,Ngawi – Setelah 5 bulan aktifitas transaksi penjualan hewan di Kabupaten Ngawi, alami mati suri akibat pandemic Penyakit Mulut dan Kaki (PMK) kembali bernafas longgar. Hal ini setelah Kabupaten Ngawi membuka kembali pasar Hewan di sejumlah kecamatan karena penularan wabah alami penurunan. 11 Pasar hewan di Kabupaten Ngawi sejak 14 Oktober kemarin diperbolehkan dibuka, dengan alasan virus tipe A Genus Apthovirus, semakin hari semakin alami penuruna jumlah penularannya. Diungkapkan oleh Bonadi selaku kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Ngawi, sesuai arahan Bupati pasar hewan sudah diperbolehkan beroperasional.
“Mendasar dari arahan Bupati, pasar hewan diperbolehkan untuk di buka,”ungkap Bonadi. Selasa (01/11/2022)
Penurunan kasus PMK yang cukup drastis, menjadi alasan dibukanya kembalinya salah satu tempat transaksi raja kaya di Kabupaten Ngawi. Ditambahkan oleh KDPP Ngawi, Kendati adanya kelonggaran namun para pengunjung maupun penjual wajib mematuhi standart operasional prosedur (SOP) pencegahan penularan PMK.
“PMK di Kabupaten Ngawi alami penurunan dengan penularan sudah dapat dikendalikan, kendati demikian tetap dengan kepatuhan SOP pencegahan penularan,”tambah KDPP Ngawi.
Dijelaskannya, petugas juga akan melakukan penyemprotan disinfektan terhadap pedagang, pemilik hewan, dan hewan ternak. Tak hanya itu, kendaraan pengangkut hewan juga harus mau disemprot disinfektan oleh petugas. Untuk saat ini hewan dari luar Ngawi, masih belum diperbolehkan masuk hal ini secara tidak langsung memutus penularan hewan dari luar Ngawi.
“Untuk sementara hewan dari luar Ngawi belum boleh masuk Ngawi,”tegasnya.
Bonadi menjelaskan berdasarkan data 2019 kasus PMK di Ngawi, guna mencegah penularan dari Pemprof Jawa Timur mendapatkan bantuan aftoprof dari tahap 1 dan 2 capai ratusan cc. 1 botol Aftopor dapat diberikan 100 ternak dengan suntikan 0.2 cc. Tegasnya kendati bantuan vaksinasi tidak bias menjangkau hewan ternak secara keseluruhan di Ngawi namun dengan pemetaan dan pencegahan dapat di tekan.
“Total kasus selama ini, ada 2.019 kasus, 27 diantaranya mati. Ternak yang tervaksin, berdasarkan data berjumlah lebih dari 21.000 ternak,” tegasnya.(Ard)