Kasus Penyakit Mulut Dan Kuku (PMK) semakin menyebar di Kabupaten Ngawi, akibatnya banyak pedagang yang mengeluhkan penurunan harga ternak sapi.

Muhsin salah satu pedagang sapi di pasar hewan Ngawi mengaku harga sapi saat ini turun drastis bahkan hingga 30%, menurutnya biasa di harga Rp. 15 juta per ekor. Saat ini tinggal Rp. 9 juta hingga Rp. 10 juta per ekor.

“ Harga menurun sampai yang biasanya Rp. 15 juta tinggal Rp. 10 juta, Rp. 9 juta. Harapannya dari dinas dikasih vaksin pengobatan penyakit menular,” ujarnya

Sementara itu Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan (DPP) Kabupaten Ngawi Eko Yudo Nurcahyono mengaku untuk saat ini peternak dihimbau melakukan vaksin mandiri. Tercatat masih ada 10ribu dosis masih tersimpan namun tidak dapat digunakan sejak September 2024, vaksin tersebut merupakan distribusi pada awal tahun 2024. Menurut Yudo banyak vaksin yang kadaluarsa tersebut karena banyak peternak yang menolak untuk diberikan vaksin pada hewan ternak mereka.

“ Yang kadaluarsa dari pusat ini sekitar 10ribu dosis, menunggu petunjuk yang jelas itu nanti dimusnahkan, tapi ada mekanismenya dari pemerintah pusat maupun provinsi, awal tahun 2024 memang di drop, kebetulan banyak peternak yang menolak untuk vaksin ini, bahkan ada yang tertulis menolak vaksin,” ujarnya

Menurut Yudo pihaknya mengadakan melalui APBD Kabupaten Ngawi, diawal 2025 ini menganggarkan 10ribu dosis untuk vaksin PMK. Harapannya vaksin segera dapat didistribusikan kepada peternak sehingga penularan PMK segera terhenti. (Ehr)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini