Remaja berusia 16 tahun Warga Desa Gemarang, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngaw kabur dari salah satu pondok pesantren (Ponpes) dengan penuh luka di sekujur tubuhnya, remaja berinisial B-Y adalah seorang santri pondok pesantren Nurus Shobah, Desa Gandri kecamatan Pangkur, Kabupaten Ngawi.
Kepala desa, Suparlan mengungkapkan jika remaja nekat kabur setelah disel oleh pihak pondok akibat tidak mau sholat berjamaah dan beberapa kegiatan pondok, serta tuduhan mencuri uang.
Suparlan merasa iba lantaran santri itu pucat dan menahan sakit pada tubuhnya. Tak hanya itu, korban juga mengaku sudah tidak makan selama tiga hari lantaran dikurung dalam sel yang ada di pondok tersebut.
“ Sesampainya di rumah saya, anak itu saya kasih makan dan minum dulu sebelum saya tanya lebih jauh. Selesai makan dia mengaku bahwa kabur dari pondok karena mendapat penganiayaan disana,” ujar Parlan, Selasa (22/10/2024).
Suparlan juga menggambarkan kondisi psikis serta luka bekas cambukan di punggung remaja tersebut, setiap kali ada motor melintas, santri itu ketakutan bahkan sempat lari ke lahan jagung karena mengira pihak pondok yang tengah mencarinya
” Melihat kejanggalan itu, kami minta agar B-Y membuka baju, dan terlihatlah oleh kami di sekujur punggunya, leher, luka semua” katanya sambil mengungkap penolakan B-Y ketika ditawari untuk diantar kembali ke pondok.
Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Nurus Shobah, Muhammad Choirul Fu’ad, saat dikonfirmasi membenarkan kejadian itu. Ia membenarkan bahwa luka yang dialami oleh BY diperoleh dari lingkungan pondoknya. Kendati demikian, Fu’ad sapaan akrabnya mengaku tidak mengetahui siapa yang melakukan aksi penganiayaan tersebut.
“ Itu semua sudah kami serahkan ke pihak kepolisian. Kami sudah ketemu dengan keluarga dan sudah sepakat diselesaikan secara kekeluargaan,” katanya saat ditemui di area pondoknya, Selasa.
Hingga saat ini pihak keluarga belum mau memberikan pernyataan karena masih shock dan fokus terhadap penyembuhan luka B-Y. (Ehr)
