Bahananews,Ngawi – Sejumlah pedagang di Pasar Besar Ngawi megeluhkan kenaikan harga setelah pemerintah pusat menaikkan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) bersubsidi. Imbasnya, para pedagang harus memutar otak untuk tetap bisa menjajakan dagangannya. Selain itu, pedagang harus bisa meraih keuntungan ditengah ketidakstabilan harga, secara tidak langsung modal yang dikeluarkan ikut bertambah.
Seperti diungkapkan oleh Masri, pedagang sembako di pasar besar Ngawi pasca kenaikan BBM harga kebutuhan pokok alami hampir kesemuanya naik menjadi 5%. Sebagai langkah antisipasi, para pedagang tidak terkecuali Masri mengurangi pembelian stok barang dari pabrik.
“Hampir semua naik, dari beras, kacang, kedelai. Naiknya sampai Rp. 2.000-Rp. 3.000 per-kilo. Kalau beras yang paling murah biasanya 9.000 sekarang bisa 12.000. Jadi ya dikurangi dari sananya (pabrik)”. Rinci Masri, Jumat (23/9/22)
Ditempat yang sama setali tiga uang dirasakan juga oleh Yudi, pedagang bumbu dapur itu mengeluhkan penurunan daya beli masyarakat. Yudi mengaku, dampak dari tingginya harga kebutuhan pokok, lapaknya saat sekarang menjadi sepi pembeli.
“Ya seperti dilihat saat ini, pengunjung pasar sepi sekali. Karena untuk harganya kita mengikuti modal, kalau naik ya kita naikkan. Jadinya pembeli mengalami penurunan” imbuhnya
Di tengah kerumitan harga sembako ini, Yudi berharap ada penurunan harga seperti sebelumnya. Ia menunggu kebijakan pemerintah yang menguntungkan pedagang dan pembeli, kendati sudah dilakukan operasi pasar namun hal itu belum membuat perubahan. Dicontohkannya dengan pengontrolan harga, dapat dicapai perputaran harga jual yang seimbang yang hal ini bisa menguntungkan penjual dan pembeli.
“Harapanya bagi kami pedagang cilik ini ada perhatian dari pemerintah. Agar harga kulakan dan jual itu stabil” Pungkas Yudi. (Krma, Lia, Qur)