Dampak wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang ratusan sapi terhadap omset penjualan pedagang daging sapi di sejumlah pasar di Kabupaten Ngawi menurun, seperti yang terjadi di Pasar Besar Ngawi.

Di Pasar Besar Ngawi para pedagang daging sapi mengeluhkan penurunan omset penjualan daging sapinya yang menurun drastis yang mencapai 300% akibat wabah PMK tersebut.

Salah satu pedagang daging sapi, Siam mengaku sejak wabah PMK mulai merebah, omset penjualan daging sapi miliknya menurun, dari 30kg hingga 40kg setiap harinya, kini menurun menjadi 10kg setiap harinya. Banyak pembeli merasa khawatir dan bertanya apakah daging yang dijualnya sehat atau tidak.

“ Kalau belum ada PMK itu 30kg, 40kg sekarang 10kg. banyak yang takut ada PMK, bertanya apakah sehat atau tidak daging yang saya jual,” ujarnya

Sementara di Kabupaten Ngawi sebanyak 707 sapi yang terserang wabah PMK, 38 sapi diantaranya mati mendadak. 165 sapi berhasil sembuh dan sisanya masih dalam perawatan. Pedagang daging sapi hanya berharap wabah PMK bisa segera teratasi, sehingga pembeli terasa nyaman dan omset penjualan kembali normal.

“ Harapannya nanti sapinya semua sehat, pembelinya bisa pulih kembali,” pungkasnya

Di waktu yang sama Satgas Pangan Polres Ngawi Polda Jatim bersama Dinas Peternakan Kabupaten Ngawi melakukan pengecekan langsung terhadap stok dan harga daging sapi di Pasar Besar Ngawi. Langkah ini diambil sebagai respons atas meningkatnya kekhawatiran masyarakat terhadap penyebaran kembali virus PMK

Hasil pengecekan menunjukkan bahwa stok daging sapi di Pasar Besar Ngawi masih mencukupi, dengan pasokan yang diperoleh dari Tempat Pemotongan Hewan (TPH) setempat. Meski harga daging sapi terpantau stabil, konsumsi daging sapi di kalangan masyarakat menurun sejak awal Desember 2024. Penurunan ini disebabkan oleh kekhawatiran terhadap berita penyebaran virus PMK, yang membuat sebagian besar konsumen beralih ke daging ayam.(Ehr)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini